Biografi

Terlahir dengan nama Asep Saepudin, saya dilahirkan di Kp.Gandasoli RT 17/06 Desa Babakan Kecamatan Wanayasa kabupaten Purwakarta bertepatan pada tanggal 06 Juni 1987. Saya terlahir dari rahim Ibu yang bernama Ani Maryani dan mempunyai ayah yang bernama Endang Sulaeman.
Saya mulai merintis pendidikan di umur 5 Tahun yang pada waktu dimasukkan ke Taman Kanak-kanak (TK) dengan harapan besar yang ada di benak orang tua bahwa saya bisa menjadi anak yang kreatif dan pintar bergaul. Saya mengenyam pendidikan TK selama 1 tahun dan pada tahun 1993 saya mulai belajar di Sekolah Dasar (SDN Babakan 2).
Saya tumbuh seperti anak lainnya, bermain dengan riang bersama teman-teman dan adakalanya saya pun menjadi anak yang nakal. Sembari belajar di Sekolah Dasar, saya pun di masukkan oleh orang tua ke dalam Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Huda yang ada di Kampung yang lumayan jauh dari rumah. Saya mengenyam pendidikan di SD sampai dengan tahun 1999 dan bersamaan dengan itu tamatlah juga proses pembelajaran saya di MI karena walaupun baru 3 Tahun belajar sudah mendapatkan ijazah lulus.
Pada Tahun 1999 saya pun di masukkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Wanayasa, yang lokasinya cukup jauh dari rumah sehingga aku harus berangkat jauh lebih awal dari jam masuk karena saya berangkat dari rumah dengan berjalan kaki, kebetulan pada waktu itu tidak terlalu kesepian karena selalu berangkat dengan ke-7 teman sekampungku yang kebetulan belajar di sana juga. Tidak banyak pengalaman belajar yang saya dapat kan di SLTP karena untuk kegiatan Ekstrakulikulernya saya hanya mengikuti kegiatan olahraga Voli yang pelatihnya kebetulan dari kampung saya juga. 3 tahun mengenyam pendidikan di SLTP dan saya pun Alhamdulillah menjadi 10 besar terbaik dalam hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) yang pada waktu itu peringkat saya ke-8 Besar.
Saya sebenarnya mempunyai bakat dan minat dalam bidang scientific sehingga orang tua saya pun melanjutkan pendidikan saya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 1 Wanayasa. Di sana saya masuk pada tahun 2000. Dalam bidang Ekstrakulikuler di SLTA saya tetap melanjutkan hobi saya dalam bidang olahraga Voli dan bahkan dengan bakat dan minat saya di bidang scientific dan olahraga saya pun mendapatkan rating yang cukup baik di pandangan teman-teman ataupun sekolah.
Lazimnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) maka di di sekolah saya pun di adakan pemilihan bakat dan minat siswa yang pada waktu itu klasifikasinya hanya dua yaitu IPA dan IPS, melihat kondisi kemampuan dan minat yang saya miliki dalam bidang scientific maka saya pun masuk ke bidang IPA yang pada waktu itu hanya ada 2 kelas dengan jumlah siswa 40 tiap masing-masing kelas.
Menginjak 6 bulan sebelum di adakan Ujian Nasional (UN) pada waktu ada tawaran dari pihak sekolah untuk belajar komputer gratis yang pada waktu itu tempatnya ada di Wanayasa dengan nama lembaga "Cyber Comnet" untuk 10 orang siswa, dan saya pun ikut dalam program tersebut dengan harapan memperbanyak ilmu, pengalaman dan relasi. Program yang saya ambil dari pembelajaran komputer itu adalah program perakitan Hardware dan sedikit pengenalan tentang software komputer. Di Lembaga tersebut saya mempunyai kedekatan emosional yang lebih di banding dengan rekan-rekan yang lain sehingga saya pun murid yang lama belajar di sana sampai saya pun di angkat menjadi staf pengajar/instruktur kursus yang mendampingi salah satu instruktur di sana.
Setelah tiga tahun di SLTA saya pun lulus dengan rating yang tidak terlalu mengecewakan, dan itu cukup membuat hati orang tua saya senang. Desakan hati pun untuk kuliah pada waktu memberikan keberanian kepada saya untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Mimpi tersebut seakan hanya sebuah cita-cita yang tidak pernah akan menjadi kenyataan yang memang pada waktu itu terbentur oleh permasalahan finansial. Di tengah-tengah masa senggang saya sesudah belajar di SLTA saya pun terus merintis pengalaman dalam bidang komputer di lembaga yang pernah menjadi tempat kursus komputer pertama saya, dan itu berjalan sampai dengan 6 bulan pasca keluar dari SLTA.
Perasaan untuk mencari kehidupan yang lebih baik terus saja menjangkiti kehidupan saya pada waktu itu, sehingga berbagai lamaran pekerjaan pun telah saya layangkan ke berbagai Instansi ataupun lembaga. dan akhirnya pada waktu itu saya di ajak oleh paman saya yang bekerja di Bandung untuk mencoba bekerja di sana dan kebetulan keponakan-keponakan sayapun bekerja di sana. Dan dengan berbagai liku permasalahan yang ada akhirnya saya pun mulai bekerja di salah satu proyek kebersihan. Dengan berbagai alasan yang ada mulai dari kelayakan bekerja yang tidak relevan dengan gaji yang di dapat (bayangkan 1 hari saya di bayar 15 ribu mulai dari jam 7 pagi sampai dengan 4 sore, dengan hanya di beri makan 1 kali sehari pada waktu siang hari), maka saya pun mulai beranjak untuk meninggalkan pekerjaan tersebut yang telah saya lakoni selama 6 hari saja. Dengan berbagai pertimbangan yang ada pada waktu itu, maka saya pun beranjak untuk pulang ke Purwakarta dan melanjutkan pengalaman saya dalam bidang komputer.
Nuansa Baru
Desakan emosional pun terus terhembus untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dan Alhamdulillah setelah 1 tahun pasca lulus SLTA pada tahun 2006 saya pun daftar ke salah satu Sekolah Tinggi di Purwakarta, ya itulah STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta yang dikenal dengan kampus pencerahan dengan jargon "Mujtahid, Mujaddid dan Mujahid". Bersamaan dengan masuknya ke Sekolah Tinggi saya pun masuk ke dalam Organisasi Kemahasiswaan Ekstracampus yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PMII. dan semenjak itulah berbagai pengalaman telah saya dapatkan sehingga saya pun bisa mengatakan bahwa inilah nuansa baru kehidupan pasca stagnasi. Teman baru, pergaulan baru dan pergulatan pemikiran pun semakin baru dan itu menimbulkan suatu effect yang cukup besar terhadap hidup saya.
DI STAI saya pun coba merajut pengalaman melalui berbagai organisasi intracampus seperti masuk ke pengurus BEM, Pramuka, Tarung Derajat, Kesenian, dan aktif di berbagai Kajian. Setiap bidang yang saya geluti memiliki nilai pengalaman yang berbeda-beda, sehingga saya pun cukup enjoy dengan keadaan seperti itu. waktu terus beranjak dan saya pun tumbuh sebagai aktor "poligami" (sebagai aktivis BEM dan PMII), ini mungkin tidak bisa dipungkiri karena saya pun tumbuh dengan berbagai pengalaman yang menuntun saya menjadi insan yang cukup mempunyai bargaining position di depan mata rekan-rekan baik dari kalangan kampus maupun Ekstracampus. sehingga pada tahun yang bersamaan yaitu pada tahun 2008 saya pun mempunyai posisi sebagai decision maker di kedua organisasi tersebut. Di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI. DR. KHEZ. Muttaqien saya di amanahi sebagai Sekretaris Jendral dan di Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) cabang Purwakarta saya di amanahi sebagai ketua umum. Sungguh sangat memberikan beban yang lebih memang. Tapi di balik itu ada suatu pembelajaran penting yang saya petik yaitu "Pandanglah tanggung jawab itu sebagai sebuah pembelajaran, maka dijamin kau takkan pernah mengeluh sedikitpun".

Purwakarta, 06 Juni 2008